28 November 2006

Mahitala Flag in EBC

Dalam Keagungan Alam, Mahitala tempat berjuang, Tempa Jiwa Raga.......... didiet M84268AAL

Annapurna Circuit Report


Dear Mahitol and Mahitil...
Salam hangat,
Hari ini kita baru aja tiba di Pokhara setelah 5 jam naik bus tata...wow bumpy nya oke sepanajang jalan.... Tapi seru bgt... it`s part of the experince, cuman debunya gak tahan bo.... hohohoho. Penjelajahan Annapurna Circuit baru aja kelar... Thorung La very nice.... 5416 m... -11 derajat celcius... Wah onlifetime experince...

Bendera Mahitala, Unpar, dan Indonesia uda dikibarkan.. .hohhohohoho. Bangga sekali, banyak teman2 dari negara lain yg juga bergabung bersama.... O iya selain itu, kita juga senang sekali sepanjang trek bisa banyak membantu orang lain, terutama masalah medis fisik n semangat, jd semakin berkibarlah Indonesia n Mahitala di rekan2 dari Australia, Prancis, Inggris, Selandia Baru, Israel, Belgia.... hohohohoho.. .
Very2 nice to see them...... Kita mengalami perpisahan yg cukup mengharukan hohohoho =)
Setelah berjuang bersama, terutama ketika pas akan sedikit lagi nympe Thorung La, ada seorang anak perempuan asal Belgia sedang kedinginan amat sangat karena suhu sekitar -10 derajat.. Ibunya uda panik juga, tp kita sempet kasih perawatan, obat n minuaman... wah mengharukan deh.... Sekilas kita turun n agak gila juga turunnya, terus ganti2 medan ampe padang pasir juga ada, kaki akhirnya kena juga blister si Ian..... Tp itu better, teman dr Israel kakinya blister smua...=)

Oke mungkin sekilas itu dl aja, dilanjut kemudian... Over all kondisi kita sekarang ok, cm setelah turunnya dihajar lebih singkat, jd agak kelelahan... .
Thanks a lot bwat semuanya.... . Sori bila ada salah.... Tp we will always do the best..

2 hari lagi kita ke Kathmandu...
Vivat Mahitalauuuuuu (from Nepal)


Dilaporkan oleh Julius Mario (M 2003552 AMSP) via Milis Mahitala

Thorung Laa Pass (5416 mdpl) - Oleh2 dari Mario dan Ian

Rekan- Mahitala sekalian...
sekarang Mario dan Ian sudah ada di Phokara kembali dalam kondisi sehat....
Berikut adalah oleh-oleh mereka pada waktu perjalanan di Thorung Laa Pass
Selamat menikmati !

BSTRGDS,
Audy Tanhati
M 2000511 ATSA



Gambar 1 :"YEAAAHHHHH....we did it!!!"




Gambar 2 :"MAHITALAAAAAAAA...!!!"



Gambar 3 :Bendera Mahitala di Thorung Laa Pass - Ian Dark




Gambar 4 :Bendera Mahitala di Thorung Laa Pass - Mario




Gambar 5 :"Bhakuning Mrih Guna Shancaya Bakti Sesanti...Almamater Kami!!!"




Gambar 6 :"Dirgahayu Unika Parahyangan...Dirgahayu...Dirgahayuuu!!!"

25 November 2006

EBC M Team - news (Last Target !)


All M...

tadi saya chating dengan mario dan ian....

mereka sekarang ada di Thorung Phedi (base camp thorung laa 4450 mdpl)

Besok pagi jam 4 subuh mereka akan mulai berjalan u reach Thorung la pass (5418 mdpl) perjalanan ditargetkan selama 4 jam tiba di thorung laa. Lalu akan langsung meluncur turun ke Muktinath (kurang lebih 4 jam-an). Menurut mereka, besok adalah perjalanan yg terpanjang selama di thorung la ini. Mereka akan berjalan selama 8 jam naik dan turun !

Internet di Thorung Phedi baru ada sekitar 1 bulan yang lalu....dikelilingi tebing2....kalau ke mana-mana gunung semua. koneksi pake satelit. tapi komputernya gak memadai...terbukti mereka tidak bisa approve web cam saya. Biaya internet sekitar Rs 35 per menit atau sekitar Rp 400,- per menit.

Cuaca saat ini 13 derajat. kalau pagi dan malam bisa mendekati 4 derajat. Kondisi mereka great! cuma mreka berusaha menjaga agar gak diserang AMS. Tiap hari mereka langsung hajar pake diamox ( tablet u preventing).

itu berita yang saya dapatkan dari mereka....

mari berdoa supaya taret tercapai dan mereka pulang dengan selamat....

MAHITALA !!!!

BSTRGDS,

Audy Tanhati

21 November 2006

Taman Nasional Jiu Zhai Gou ke 3(cerita dr Teddy Halim)

-3-

Sebelum thn 75 boleh dikata tidak ada penebangan hutan, dan thn 78 setelah diketahui adanya pembalakan liar hutan primitif ini dilindungi dan penebangan terhenti sama sekali. Hutan purba ini terselamatkan, didalam bisa dilihat pohon pohon yg sudah sangat tua. Percaya ga percaya waktu jalan diutan rasa sakit kepala krn kurang O2 itu bisa ampir hilang. Enakeun pisan bisa bernafas dibawah pepu'unan dalam hutan masih asli tidak disentuh manusia langsung. Semua trek rata rata dibatasin dng pagar kayu dan diberi wooden planks dan landasan dng pengaman jejaring logam diatasnya, spy jangan kepleset waktu basah atau berlumpur. Rata rata trek tsb sangat bersih dan terpelihara rapi.

TN sendiri berbentuk huruf Y, bisa di jelajahi dalam sehari melalui trek trek yg disediakan (plankwooden trek, trek berkerikil) sejauh 36 km (liat peta terlampir). Fauna primadonanya yg acap jadi headline disana adalah Panda dan Monyet Emas, berbulunya keemasan kalu kena sinar matahari.

Untuk pengunjung yg tidak bisa jalan, didalam taman nasional disediakan bus bus berenerji natural gas yg jumlahnya cukup banyak utk mengantar ke berbagai titik di dalam TN (lihat foto busnya). Trek tersedia sekitar 40an km dan kalau dihabiskan sehari sayang juga. Tiket masuk berlaku utk 2 hari.

Emang rasanya di pintu masuknya yg besar itu serasa mau masuk ke theme park gitu, spt mau masuk DUFAN, Disneyland lah. Plaza tempat masuk gede banget dan krn disini spt saya katakan penduduk Tiongkok ini orangnya lumayan banyak, jadi dimana mana ketemu banyak banget orang Tionghoa.

(sorry ntar sambung lagi ya ..)

Taman Nasional Jiu Zhai Gou ke 2(cerita dr Teddy Halim)

Dari Zhangjiajie di propinsi Hunan, kami terbang dari airport di ibukota propinsinya Changsa. 2 jam terbang ke Chengdu ibukota propinsi Sichuan di barat Tionggoan ini. (lihat petanya terlampir). Dari situ ganti pesawat utk langsung terbang 30menit lagi ke Jiuzhaigou (sekitar 270 km utara dari ibukota Chengdu). (lihat peta tersertakan) .

Jelang tiba tiba tiba paparan pegunungan Minshan dengan cerah terbuka di jendela pesawat. Salju berkilau kilau dimatahari yg cerah hari itu.

Sepanjang penerbangan diingatkan bahwa tebalan O2 disana tipis dan agar penumpang jangan melakukan segera aktivitas fisik yg berlebihan, jangan negak alkohal berlebihan minum juice lebih banyak.

Ketinggian diJiuzhaigou airport yg terletak di dataran tingginya sekitar 3500 mt., jadi turun dari pesawat ke tarmac kerasa juga dingin dan nafas agak susah dikit (ga kebagian aerobridgenya) tapi airportnya bagus biar dileweung gitu.(liat photonya)

Dari airport ditransfer turun ke lembah Jiuzhaigou sekitar 42 km jalan berliku ke kota kecil dilembah tempat nginap. Ketinggian di lembah dan gunung disana berkisar dari sekitar diantara
2,140m (Luveihai, Reed Lake, pintu masuk taman nasional sampai ke 4,558m (gunung Ganzi Gong Gai).

Jiu Zhai Gou ini dihuni pertama oleh suku suku Tibet, sepanjang pegunungan ini banyak suku minoritas dan spt di kota Songpan sebuah kota yg secara militer amat strategis sebagian besar penduduknya Muslim.

Desa Sembilan Cekungan (Nine Gully) itu arti nama Jiu Zhai Gou, ada yg menyebut juga sebagai Sembilan Benteng krn situasi fisik alam yg khas. Thn 1992 dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia oleh PBB.

Luas Lembah ini 72,000ha, dng buffer zone 60,000ha. Jiuzhaigou Nature Reserve sendiri seluas 65,074ha. (Lihat mapnya)

Termasuk juga tambahan Wanglang Nature Reserve (27,700ha) Huanglong Scenic Area (70,000ha) di tenggara lembah. Didalam TN ada 114 danau tercatat, 47 mata air, 17 kelompok air terjun, 11 sungai arus deras, 5 kelompok genangan telaga dng batuan limestone. Salah satunya Danau Laut Panjang namanya (photo ada dilampiran)

(sorry ntar sambung lagi ya mo pegi dulu..)

20 November 2006

EBC M Team - news (Annapurna Circuit report)


Hai rekan2 Mahitalauuu. ..
Namaskhar from annapurna region.,.
Hari ini kita uda penjelajahan sampai ke daerah Manang, tepatnya di
sebuah lembah... Ini juga ada internet pertama kalinya di Manang...
O iya kondisi tim (mario n ian) ok, paling batuk2 pilek2 trus...=)
Di sini suhu nya lebih kurang 5-8 derajat.. Kalo pagi -5.... Ini
ngetik aja ampe berulang-ulang krn gemetaran=p. ..
Hari ini hari terakhir aklimatissasii di ketinggian 3700 an... Tadi
pagi kita scrambling ke atas tebinbg sampai ketinggian 4100 m utk
ktemu ama Lama Tesi (umurnya 90 tahun), biar bisa diberkatin utk
lewatin thorung la pass... Kabtulan beliau hidup di sebuah gomba di
sebuah rock shelter di tebing yg umurnya uda 500 thn (gompa
tertua).. Kita dikasi kalung ama ninggalin pas foto jadinya td....
Trus minum cairan apa gtu....
Okay bsok penjelajahan lanjut ke letdar... trus lusa ke high camp
(di atasnyathorung phedi) dan bsoknya dari subuh sdh hars climb
thorung la pass krn wind nya lagi edun.... Jadi kira2 dari high camp
ke muktinath via thoruing pass makan waktu 7-8 jam... Doain kita
ya.....
Di annpurna circuit ini kita sama2 penjelajahannya ama rekan dari
australia, selandia baru, french, dan german....
Sekian reportnya... . smoga berkenan... Sekali lagi terima kasih
banyajk bwat sgala bentuk dukungan dari keluarga besar Mahitala...
GBU u all! Wish u luck...=)!

Dilaporkan oleh Julius Mario (M 2003552 AMSP) via milis Mahitala

16 November 2006

Oleh-oleh dari tim EBC 2006



Bendera Mahitala berhasil dikibarkan
Kallapatar (5650 mdpl), 4 November 2006
Tim Everest Base Camp - Mahitala Unpar
Ki-ka : Ableh, Mario, Hanto,
Sujan (guide)

13 November 2006

EBC M Team - news (tiba di Jkt- kloter I)


Salam nih...

tim pertama yang pulang gede2an ke indo udah tiba tadi pagi dengan selamat, jadi sekarang udah ada di rumah masing2... dan mungkin masih terkapar kecapean :)

Dari Kathmandu kita ber-13, perjalanan ke airport sedikit telat karena macetnya parah di daerah Thamel (tmp kita nginap), belon sopir2 yang pada tidak mau mengalah, sing nyodok yang dapat jalan he3.. Setelah cek-in dan dapat tempat duduk yang terpisah2 karena pesawatnya juga penuh, juga kelebihan bagasi 13 kg, kita masuk dan terbang ke Bangkok.. Sesampai di Bangkok, kita langsung pisah dengan Hani dan Tisi, yang lanjut
ke Malaysia. Pesawat mereka on time, jadi begitu dateng mereka langsung boarding.. (tapi
saking on timenya, barang2 ga sempet kebawa pesawat, jadi semua bagasi penumpang dari kathmandu baru dibawa dengan pesawat pagi berikutnya)

11 orang jalan terus ke Indo jalan terus ke indo, lewat singapore... berhubung pesawat delay 2 jam, mungkin nunggu bagasi... kita akhirnya nyampe di singapore sekitar tengah malam..
dan ngamparlah kita mencari tempat tidur masing2, ada yang di kursi, ada yang gelar sleeping bag (termasuk ogut), ada yang tetap bangun dan semangat ngobrol. Cek-in sekitar jam 6 pagian, kita terpaksa membayar overweight 1kg = 5 sing, setelah rayuan kakak george tidak mempan, abis kelebihan 126 kg he3...

pagi ini kita nyampe di jakarta sekitar jam 9an lewat, dan tim pun bubar, pulang ke rumah masing2 plus george yang mengejar pesawat lagi langsung ke Bali...

sekian ceritanya untuk tim yang udah pulang

dilaporkan oleh olin (ACH) via milis Mahitala

EBC M Team - news (Annapurna Circuit Trip)


Saya barusan chating sama mereka. Mereka sekarang sudah tiba di BESISAHAR (pintu masuk ke Annapurna Circuit)
Kabarnya mereka akan start pukul 7 pagi dari hotel bila tidak mendapatkan mobil dan start jam 9 pagi bila mendapatkan mobil. Naik mobil sampai Kundle dan langsung FIGHT.target menuju Torung La Pass...
Mereka rencananya akan berjalan ditemani oelh 1 orang guide dan 1 orang porter.
Rencananya tgl 30 Nov 2006 akan tiba di kota Pokhara kembali....dan rencananya tgl 3 Des 2006 akan terbang ke singapur dari Katmandhu.

Kalo rombongan kak Sani akan menuju tanah air tgl 17 Nov 2006....harusnya nanti dikabari kak Sani u pastinya...
caca akan tetap extend di nepal sampai waktu yg tidak ditentukan.. ..semoga ada kabar juga nantinya dari kak Sani, caca mau sampe kapan..

segitu dulu data yg saya berhasil dapatkan...

mari kita berdoa u keselamatan 2 tim ini dan selamat datang untuk rekan2 yg baru tiba di tanah air....MISI BERHASIL!!!
ditunggu cerita2nya dan foto2nya..

BSTRGDS,
Audy Tanhati
M 2000511 ATSA

Taman Nasional Jiu Zhai Gou (cerita dr Teddy Halim)

Akhirnya weekend ini semua tamu tamu pulang ke Indonesia dan rasanya baru bisa istirahat bener dan mencoba menuliskan tentang Taman Nasional yg kami kunjungi.

Taman Nasional pertama di propinsi Hunan, tempat kelahiran Mao Zhe Dong dan sudah dimasukkan daftar World Natural Heritage oleh PBB. Taman nasional gunung Zhang Jia Jie ini berciri khas dng pegunungan batu sandstone yg sudah tua sekali dan diukir oleh alam lewat akar akar pohon yg mendesak di celah bebatuan dan juga pengangkatan permukaan, depresi patahan patahan cantik diukir alam.

Untuk bisa masuk ke taman nasional ini, harus dilakukan kontrol biometris melalui sidik jari. Ini adalah untuk menyelia daya dukung objek turisme ini (carrying capacity). Maklum Tiongkok memiliki penduduk agak banyak dan turis dari manca negara setiap tahun hampir 100 juta orang yg datang.

Tiket masuk taman nasional bisa dibeli seharga Rmb 245 utk beberapa hari masuk ke TN dan juga shuttle buses kalau mau naik kendaraan dari satu lokasi ke yang lain mengingat luasnya taman ini. Tiket masuk berupa smart card magnetik. Tiap kali masuk kita antri utk diambil sidik jari dan di scan secara magnetis kartu masuk utk dicocokan dng data hari pertama.

Di dalam taman nasional ada kendaraan shuttle utk menuju keberbagai atraksi. Luas taman nasional ini ratusan hektar (800km2), ada lbh dari 3000 pilar tegak lurus menantang sekali buat rock climber dan banyak dng ketinggian lebih dari 200m (kira kira 1030an dng ketinggian 400m). Diantara pilar ini terhampar ratusan lembah, bersungai sungai diantaranya, telaga telaga, air terjun dan sekitar 40 gua.

Tidak ada kendaraan pribadi boleh masuk.

Mau opsi jalan juga disediakan banyak sekali trek utk dijelajahi dan sudah diberi marka, boardwalk ditempat tertentu dan juga keterangan keterangan ttg situs situs disana. Easy walk buat orang gaek seperti kak Fifie dan saya.

Hari kedua kami jalan sejauh 7.5 km di dasar lembah sehingga countour naik turun tidak begitu terasa. Apa lagi sambil menikmati pemandangan yg luar biasa spt di lukisan lukisan Tiongkok itu.

Jadi kalau mau buat tour easy trekking bisa juga dilakukan disini. Taman Nasional Zhang Jia Jie ada diketinggian sekitar 1750m dpl.

Tempat ini terbagi 4 lokasi : Zhangjiajie National Forest Park, Yangjiajie Scenic Spot, Suoxiyu dan Tianzishan Natural Resources Reserves sendiri dng area 500 km2.

----- Taman Nasional Jiu Zhai Gou (bersambung. .)

EBC M Team - news (Reach to next TARGET)


dear rekan2 M,
Salam hangat dari Kathmandu... .
Tadi pagi tim kembali perpisahan lagi.... Setelah kemarin om Suhanto
duluan terbang... Trus td malam dilanjutkan dgn farewell party yg
seru serta menyenangkan. ... Akhirnya pagi ini rombongan indo terbang
kembali ke tanah air... Trus tim kedua om Sani, om Ableh, om Ambrin,
om Budi,dkk berangakt ke Ppkhara lalu mengembara ke Chitwan...
Sekarang di Kathmandu tinggal saya berdua ama ian habis kelar
packing besar lagi utk ebrangkat besok jam setangah 7 pagi utk
perjalnan ke Annapurna Circuit sampai 30 november (especially thanks
to k`Sani bwat supportnya!) ....
Terima kasih bwat rekan2 tim Mahitala semuanya atas segala dukungan
dan doa nya, especially to Mahitala Nepal Team!... Thanks bgt bwat
segala suka dukanya....! !!!!! Sampai ketemu di tanah air
Indonesia... .!!!
Wish we luck! Namaste!
'Nothing More than the Corps!'
O iya bwat yg lagi menjalankan diklatsar, selamat bertugas!

Vivat Mahitalauuu. ..!!!!!
best regards,
Julius Mario
M2003552AMSP

dilaporkan oleh Julius Mario (M 2003552 AMSP) via milis Mahitala

11 November 2006

EBC M Team - news (Mission DONE)


Yess,

Akhirnya kami semua berkumpul kembali bersama-sama di Kathmandu, kemaren landed dari Lukla group terakhir jam 14.00, langsung makan siang merayakan ulang tahun Tjandra Heru yang ke 49 (wizz tua rek).

Sekilas nyambung laporan George terakhir, setelah George pulang ke Kathmandu by choper dari Perichee, team melanjutkan perjalanan ke Dingboche, aklimatisasi 1 hari dan terus ke Lobuche (4910 m)

Sampe di Lobuche, hani dan Olin terkena diare, kesehatanb menurun dimana akhirnya Olin dan hani harus turun ke Periche lagi (3200 m), karena turun ke low altitude utk recovery lebih aman.

Sisa team terus bergerak ke Gorakshep (5160 m) pada tgl 4 Nov pagi setelah makan pagi, dan sampe di Gorakshep sekitar jam 12.00 dan setelah makan siang lanjut naik ke Kalapathar (5650 m). Team pertama sampe di Kalapathar (kalau gak salah Milug dan Ambrin) sekitar pukur 15.00.

Tidak semua team sampe ke Kalapathar karena waktu menjelang sore dan perhitungan waktu pulang ke Gorakshep. Saat itu suhu berkisar antara - 5 sampe - 10 derajat Celcius.

Gua sendiri cuman sampe ketinggian 5500 m, dan saat liat ada yang pake jaket oranye sampai di puncak Kalapathar (milug), gua putusin gak naik lagi. Ada 2 pertimbangan gua gak naik, pertama gua turunnya sangat pelan, kedua ......... gua keciprit. Huaaaaaaaaa

Besoknya kita ke EBC (5 November), gile Everest, Nuptse dan Lhotse deket banget, cuman beda 1 lembah. Gak ada aktivitas pendakian, sempet liat avalanche beberapa kali. Kebayang kalo nimpe kita.

Emang mental peranannya penting banget, yang nyampe Kalapathar dan EBC semuanya M. Yang non M (3 org) ke EBC gak ikut, mereka saat kita ke Kalapathar take a break, dan saat kita ke EBC, mereka ke Kalapathar, gak sampe puncak, cuman pelataran. Emang ke Kalapathar cuman ambil view point to Everest and surround. Tgl 5 Nov, Cha2pun gak bisa ikut ke EBC, karena sakit dan harus turun ke Perichee utk recovery.

Penyakit yang paling menakutkan selama perjalanan cuman 2 rasanya, perut dan tenggorokan. Kalau sudah kena diare, lgs lemes, dan AMS langsung nyerbu. Tenggorokan kalau gak ati2, lgs batuk. Batuknya gak mempan pake obat batuk Indo, batuk khusus (mereka sebut Khumbu Cough).

Detailnya mungkin ada rekan lain yang bisa lebih detail ceritain nantinya, cuman TG dan FS punya Kukuri (disini org bilangnya begitu) sudah dibeli. Gua coba titip George bawa, karena hari ini Suhanto balik ke San Diego, besok sebagian team nyusul balik ke Jkt dan KL.

Gua , BHP, Cha2, Ableh, Ambrin (option Hasan, Irma dan Irsan) mau ke Pokhara, tersu ke Chitwan natinal Park, dan baru balik 15 Nov sore ke KTM. 16 Nov siang kita balik ke Jkt via Bangkok dan Sgp.

Gitu dulu,

dilaporkan oleh Sani Handoko (M 80205 AGB) via milis Mahitala

09 November 2006

EBC M Team - news (Phokara trip by George)


Kak FRANS...

Nanti saya info Sani titipan khukhuri-nya. ..btw mo yg panjang berapa... karena banyak sekali macemnya...Rata-rata kemarin kita dah beli semuanya *__*

Btw... baru masuk Phokara lagi dari day hike ke Sarangkot (1545)naik hampir 800m dari Phewa Lake... buat lihat jajaran Annapurna.Lengkaplah tradi bisa liat Dhaulagiri, Annapurna I-IV, Hiunchului(yang rencana Ian dan Mario mo naik), Manaslu (dikejauhan) ,Macchapuchere (Fish's Tail), dllBesok balik ke kathmandu by bus (7hrs)...karena lusa pagi akan jemput TIM dari Lukla.

Kalo soal HP...system GSM kita ndak kerja di Nepal..Jadi musti ngarepin telpon dari sini ke Indo.


Dilaporkan oleh George (M 90347 ADB) via milis Mahitala

06 November 2006

EBC M Team - news (special edition by George)


Sore ini gue masuk Phokara sehabis "nyepi" 3 hari di Chitwan..Bener2 mysterious island....wild animal-nya.. .bisa tiba2 nampak..Sangat alami.....no identity as an national park... no electricity. . no phone call.... highly recommended (ableh ama broer kayaknya mo lanjut kesini nanti cheunah...)

Masuk NP musti nyeberang sungai (50m-an)dulu. .. jadi jelas wild animal terisolasi disana... kecuali buaya tentunya *__* Ada jugle ride with elephant.... masuk2 elephant grass, swamp, dll
Ada jungle walk....2hrs. ..tehn baliknya boating...sippp yang paling asyik... jungle excursion... . 4x4 naik jeep...ngejer rhino...dan fortunetaley ampir magrib dapet satu lagi nyantai nyebrang
kali mati. Guidenya juga tarzan semua... jago baca jejak.. ramah...dan mau nerangin flora fauna yang kt temui di hutan...

Muka air sungai during winter turun sampai 1-1.5 m....kalo mooson naik tinggi...beberapa delta bisa hilang dan sungai bisa lebarnya 200m-an... Kalo dateng pas summer....semua hutan penuh bunga2... sekarang hijau semua...mkalum dah mo winter.

Whata surpprise... . gue ketemu Sie Lieng yg baru masuk kathmandu kemarin... langsung "dikirim"ke sini... Besok mo trekking mini Annapurna 7-8 Nov... trus 9 balik ke kathmandu (7 hr by bus).... karena 10 mo welcoming anak2 yg baru balik dari ATAS.... Mustinya sih all mission accomplished ya... soalnya ndak denger apa2 lagi...

Time difference 1,5 jam itu beda yng sampai duluan sama yg terakhir masuk... maklum...guide cuma ada depan ma blakang. Ditengah ndak ada.... jadi ya kita2 sendiri yg musti ngatur barisan 20 orang itu....

Sampe gue minta ada dua org porter di bagi di antara barisana...buat emergency carry luggage yng kepayahan... and it happened man..... Dan baru sadar lagi...karena kita no insurance (murah)... maka first aid sendiri2...padahal tim lain yg ketemu...pasti bawa first aid BAG *__*
YAh gue anggep ini BW mahitala yang mustinya dah siap2 sendiri kecuali ada 3 orang tamu yg mo ndak mau tanggung jawab moral kita.


dilaoprkan oleh George (M90347ADB) via milis Mahitala

04 November 2006

EBC M Team - news (Day 8-10)


NAMASTE... thank's God i'm still alive.... Kemarin siang gue dievakuasi by chooper (Sani IOU bro) semalemnya di Dingboche... diarhae gue ndak brenti....loose appetite.. trus paginya diturun ama anak2 ke Periche (HAPE hospital)... dicheck dll.... O2 content cuma 47 % arrgghh... vonis dokter musti turun ke kathmandu secepatnya.. .. yowiz... nothing too loose.. Semuanya yang gue liat dan gue dapet sampai di atas sana bener2 unforgettable. ...and probably it's not my time.

Beberapa anak2...skalian diperiksa... (hani, tisi, hasan, irsan).. sofar mmustinya ok yah... doain semuanya bisa sampai ke kalapathar dengan selamat... juga kembali ke katghmandu..

Kalo Seiling sudah turun sejak dari Tengboche... posisi sekarng mungkin maih stuck di Namcshe... but janjian sama tim inti di Lukla 9 Nov besok...sebleum terbang balik ke kathmandu.

Sebenarnya medan perjalanan ndak terlalu berat.... cuma yg bikin berat tipisnya udara... dan temperature yg drop... efektif jalan dari 8am...lunch 12/1pm...sampe 4/5pm... Cuma yaitu...time difference.. .start-finish masih 1,5 jam.. jadi kebayangkan jadi sweeper kayak apa *__* Gue sendiri ndak ngerasa apa2....tanpa sympthone... Makanya tu dokter heran banget kok gue masih.....

Makanan dan minuman...sofar do problemo... Breakfast.. biasanya toast sama scramble egg/mata sapi. Lunch..fried rice....or vegetable rice... Dinner...fried rice lagi.dll.....ditambah makanan2 yg kita bawa dari jkt..

TElephone..di beberapa lokasi bisa... but cuma yg di jkt nih yg suka ndak dapet....tapi musti bayar lagi...Kalo gue mending email jadi skalian ngabari bbrp org.

Telp satelit Sani....baterainya jebol... beli lagi di Kathmandu but dunno works or not....yg pasti dia butuh banget telp buat monitor kerjaan hehehehe.

Seharian ini gue medical check up...full ECG..Xray... O2 (sakarang udah 95-97%)...sore nanti ketyemu cardiolog). Kalo everything's ok..... besok gue ahead to chitwan national park
(4-7 nov) trus ke phokara (8-10 nov).... Chitwan itu wildlife and conservation park...
Phokara itu scenic town with lake and hikes... menu standar lah... sambil nunggu anak2 lain balik 10 nov besok.

Yowiz.... nanti gue update lagi... Jangan lupa.... doain 20 temen2 yang masih ada di atas, semoga tak kurang suatau apapun..


Dilaporkan oleh George (M 90347 ADB) via milis Mahitala

03 November 2006

INTO THE WILD (Part 6 - Chartage *end*)


Namun, perasaan terikat yang dirasakan McCandless pada Kota Chartage terus melekat. Sebelum berangkat, dia menghadiahkan kepada Westerberg sebuah buku novel karya Tolstoy berjudul War and Peace, edisi 1942 yang sangat berharga. Di halaman sampul, dia menulis, “Diserahterimakan kepada Wayne Westerberg dari Alexander. Oktober 1990. Simak kata-kata Pierre.” (Pierre adalah tokoh protagonist dan pribadi kedua Leo Tolstoy, Pierre Bezuhov – seorang yang tidak mementingkan diri sendiri, selalu ingin tahu, dan seorang anak haram). Dan, McCandless terus berhubungan dengan Westerberg selama dia mengembara di daerah Barat, menelpon atau menulis ke Chartage setiap satu bulan atau dua bulan. Dia mengatur semua surat untuknya dikirimkan ke alamat Westerberg dan mengatakan kepada semua orang yang dia temui di kota lainnya bahwa Dakota Selatan adalah tempat tinggalnya.

Kenyataannya, McCandless dibesarkan di lingkungan masyarakat kelas mengenah di Kota Annandale, Virginia. Ayahnya, Walt, adalah seorang insinyur angkasa luar yang piawai merancang radar canggih untuk pesawat ulang-alik dan proyek-proyek tingkat tinggi lain saat dia bekerja untuk NASA dan untuk Industri Pesawat Terbang Hughes sekitar tahun 1960-an dan 1970-an. Pada 1978, Walt membuka bisnis sendiri, mndirikan sebuah perusahaan konsultan kecil yang kemudian maju pesat bersama User System, Inc. Mitra kerjanya di perusahaan tersebut adalah ibu Chris, Billie. Keluarga baru ini memiliki delapan anak: adik perempuan Chris dan enam saudara tiri Chris dari perkawinan pertama Walt.
Pada Mei 1990, Chris lulus dari UNiversitas Emory di Atlanta. Di tempat itu dia menjadi kolumnis dan editor untuk majalah mahasiswa, The Emory Wheel dan membuat dirinya terkenal saat lulusan dari jurusan Sejarah dan Antropologi dengan indeks kumulatif 3,72. Dia ditawari untuk menjadi anggota Phi Beta Kappa, tetapi menolak, bersikeras bahwa gelar dan kehormatan sama sekali tidak relevan.

Dua tahun terakhir masa pendidikan Chris sudah dilunasi dari warisan sebesar empat puluh ribu dollar yang dia terima dari seorang teman keluarganya; lebih dari dua puluh empat ribu dollar, masih tersisa saat dia lulus, uang yang menurut pikiran orangtuanya akan digunakan Chris untuk melanjutkan kuliah di bidang hukum. “Kami salah duga, “ si ayah megakui. Yang tidak diketahui oleh Walt, Billie, Carine saat mereka terbandg ke Atlanta untuk menghadiri upacara wisudanya – sesuatu yang tidak ketahui oleh siapapun – adalah Chris langsung menyumbangkansemua sisa yang ada di tabungan kuliahnya kepada OXFAM Amerika, sebuah badan amal untuk memerangi kelaparan.

Upacara wisuda jatuh pada Sabtu, 12 Mei. Keluarga itu mendengarkan pidato panjang lebar yang disampaikan oleh Sekretaris Serikat Buruh, Elizabeth Dole dan kemudian Billie mengambil foto Chris yang sedang tersenyum lebar saat melintas podium untuk menerima ijazahnya.
Keesokan harinya, bertepatan dengan hari Ibu, Chris memberi Billie permen, bunga, dan sebuah kartu yang romantis. Sang ibu terkejut dan sangat tersentuh: Itu merupakan hadiah pertama yang diterima dari putranya setelah lebih dari dua tahun, sejak sang putra mengatakan kepada orangtuanya bahwa pada prinsipnya, dia tidak mau lagi menerima atau memberi hadiah. Benar, Chris baru saja menegur Walt dan Billie yang berniat membelikan sebuah mobil baru sebagai hadiah kelulusannya dan menawarkan sejumlah untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah hukum, seandainya uang yang ada di dalam tabungannya tidak lagi mencukupi.

Dia sudah punya mobil yang benar-benar bagus, katanya bersikeras: sebuah mobil Datsun B210 yang sangat dia sukai, buatan tahun 1982, sedikit penyok, tetapi mesinnya masih sangat bagus dan baru dipakai sejauh 204.800 km. “Aku tidak percaya mereka berusaha dan ingin membelikanku sebuah mobil,” keluhnya dalam sepucuk surat kepada Carine,

Atau bahwa mereka percaya aku akan biarkan mereka membayar biaya kuliahku di fakultas hukum jika aku berniat sekolah disana… aku sudah mengatakan jutaan kali bahwa aku punya mobil yang terbaik di dunia, sebuah mobil yang sudah menelusuri benua ini mulai dari Miami sampai ke Alaska, sebuah mobil yang selama ribuan kilometer tidak pernah sekali pun menyulitkanku, sebuah mobil yang tidak akan pernah kujual, sebuah mobil yang sangat kusayangi – tetapi mereka mengabaikan kata-kataku dan berpikir bahwa aku akan menerima mobil baru dari mereka ! Aku harus sangat berhati-hati untuk tidak menerima hadiah dari mereka pada masa depan karena mereka akan berpikir mereka telah membeli kehormatanku.

Chris membeli mobil Datsun bekas warna kuning tersebut saat masih duduk di bangku SMA. Beberapa tahun sesudahnya, dia kerap melakukan perjalanan panjang sendirian jika sedang libur sekolah: dan akhir pekan setelah upacara wisuda tersebut, secara sepintas dia mengatakan kepada orangtuanya bahwa dia juga akan menghabiskan musim panas berikutnya di jalanan. Kata-kata yang dia ucapkan adalah: “Kupikir, aku akan menghilang selama beberapa waktu.”
Saat itu, tak satu pun dari kedua orangtuanya yang sungguh-sungguh menanggapi pernyataan Chris meskipun Walt dengan lembut menegur putranya dan berkata, “Hai, pastikan kamu bertemu kami sebelum pergi.” Chris tersenyum dan sepertinya dia mengangguk, tanggapan yang oleh Walt dan Billie dianggap sebagai persetujuan untuk mengunjungi mereka di Annandale sebelum musim panas berakhir dan kemudian mereka mengucapkan salam perpisahan.

Menjelang akhir Juni, Chris yang masih berada di Atlanta mengirimkan melalui pos, fotokopi hasil ujian akhirnya: nilai A untuk “Apartheid, Masyarakat Afrika Selatan dan Sejarahnya Ditinjau dari Sudut Pandang Antropologi”, A minus untuk mata kuliah “Politik Afrika Modern dan Kris Makanan di Afrika”. Sebuah pesan pendek terselip di dalamnya:

Ini fotokopi hasil ujian akhirku. Semua nilaiku cukup memuaskan dan aku mendapatkan IPK tinggi.
Terima kasih untuk foto-fotonya, alat cukur, dan kartu pos yang dirikim dari Paris. Sepertinya kalian benar-benar menikmati perjalanan ke sana. Pasti sangat menyenangkan.
Aku memberikan foto untuk Lyoyd (teman terdekat Chris di Emory) dan dia sangat berterima kasih; dia tidak punya foto saat ijazahnya diberikan.
Tidak banyak peristiwa yang terjadi, tetapi udara mulai benar-benar panas dan lembab di tempat ini. Sampaikan salamku untuk semua orang.

Itulah kabar terakhir yang diterima keluarga Christ darinya.
Selama tahun terakhir di Atlanta, Chris tinggal di luar kampus dalam sebuah kamar sangat sederhana yang hanya berisi sehelai kasur yang digelar di lantai, sebuah kotak susu, dan sebuah meja. Dirawat kamarnya dengan apik dan bersih layaknya sebuah barak militer. Dia juga tidak memiliki telepon sehingga Walt dan Billie tidak bisa menghubungi.

Sampai awal Agustus 1990, orangtua Chris tidak pernah lagi mendengar berita dari anaknya, yaitu sejak mereka menerima hasul ujian artinya yang dikirimkan melalui pos sehingga mereka memutuskan untuk mengunjungi Crhis di Atlanta. Ketika tiba di apartemennya, mereka mendapatkan tempat itu sudah kosong dan sebuah pesan DISEWAKAN menempel di jelanda kamar. Manajer di tempat itu mengatakan bahwa Crhis sudah pindah sejak akhir Juni. Walt dan Billie kembali ke ruamh dan mendapati bahwa semua surat yang mereka kirimkan kepada putra mereka sepanjang musim panas tahun itu dan dikembalikan secara sekaligus. “Chris meminta kepada pihak Kantor Pos untuk menahan semua surat itu sampai 1 Augutus, itu sebabnya kami tidak tahu apa yang sedang terjadi.” Kata Billie. “Semua itu membuat kami sangat cemas.”

Saat itu, Chris sudah lama pergi. Lima minggu sebelumnya dia memasukkan semua harta miliknya ke dalam mobil kecilnya dan berjalan ke barat tanpa rencana perjalanan. Perjalanan itu akan menjadi sebuah arti petualangan heroik yang bisa mengubah segalanya. Dia sudah menghabiskan empat tahun, itulah yang dia rasakan untuk memenuhi sebuah tugas yang tidak akaldan sangat menekan: lulus dari akademi. Akhirnya, dia bisa terlepas dan beban berat itu, terbebas dari dunia orangtua dan teman-teman sebayanya yang sangat menyesakkan, sebuah dunia yang tidak nyata, yang aman, dan secara materi yang sangat berlebihan, sebuah dunia yang membuat dia secara menyedihkan dari denyut pengaruh.

Saat mengemudikan mobilnya ke arah Barat Atlanta, dia bermaksud menciptakan sebuah kehidupan yang benar-benar baru baginya dirinya, sebuah kehidupan yang memberikan kebebasnya untuk berkubang dalam pengalaman yang belum tersaring. Sebagai simbol keterpisahan mutlak dari kehidupan masa lampaunya, dia bahkan memakai sebuah nama baru. Dia tidak mau menjawab lagi jika dipanggil Chris McCandless; sekarang namanya Alexander si Petuangan Super, majikan bagi nasibnya sendiri.

INTO THE WILD (Part 6 - Chartage *bersambung*)


3. CHARTAGE

Aku ingin pergerakan dinamis, bukan kehidupan yang tenang. Aku mendambakan kegairahan, bahaya, dan kesempatan untuk mengorbankan diri bagi orang yang kucintai. Aku merasakan di dalam diriku tumpukan energi sangat besar yang tidak menemukan penyaluran di dalam kehidupan kita yang tenang.

Leo Tolstoy, “Family Happiness”

Kutipan yang ditandai dan ditemukan di salah satu buku dekat jenazah Chris McCandless

Tidak diragukan lagi…. Bahwa menjadi pengembara selalu membuat kita takjub. Di dalam pikiran kita hal itu kita kaitkan dengan kebebasan dari sejarah, dari tekanan, dari hukum, dan dari kewajiban-kewajiban yang menjemukan, sebuah kebebasan mutlak, dan jalan itu selalu menuju ke barat.

Wallace Stegner, The American West As Living Space

Carthage, Dakota Selatan, berpenduduk 274 jiwa, adalah kota setengah tidur, terdiri dari sekelompok kecil rumah papan, kebun-kebun ditata rapi, dan took-toko sederhana berdinding batu bata lapuk di pinggir jalan. Sepertinya, di tengah wilayah utara ini semua dibangun tanpa perencanaan yang pasti. Deretan pohon kapas yang tampak anggun menaungi deretan jalan yang sangat jarang dilalui oleh kendaraan bermotor. Ada satu toko kelontong di kota itu, sebuah bank, sebuah pompa bensin, dan sebuah bar – Cabaret, bar tempat Wayne Westerberg sedang meneguk segelas koktail sambil mengisap rokok keretek dan mengenang seorang pemuda aneh yang dia kenal sebagai Alex.

Di atas panel di dinding Cabaret tergantung beberapa tanduk rusa, iklan promosi ir Old Milwaukee, dan beberapa lukisan indah burung burungan yang bersiap-siap terbang. Asap rokok mengepul dari pipa yang diisap beberapa petani bertopi yang mengenakan baju kerja, muka mereka yang lelah sama suramnya dengan muka para pekerja tambang batu bara. Pembicaraan mereka singkat-singkat dan seadanya, mencemaskan kondisi cuaca yang terus berubah dan ladang bunga matahari yang masih terlalu basah untuk dipanen, sementara itu di atas kepala mereka, wajah Ross Perot (pebisnis dan kandidat Presiden Amerika tahun 1992 yang kalah oleh Bill Clinton – penerj.) tersenyum mengejek dari layar televisi yang bisu. Delapan hari lagi, negara ini akan melantik Bill Clinton sebagai presiden. Hampir dua bulan berlalu sejak jenazah Chris McCandless ditemukan di Alaska.

“Inilah yang biasa diminum Alex,” kata Westerberg dengan kening berkerut, memutar-mutar es di dalam anggur Rusianya yang berwarna putih. “Dia biasa duduk tepat di sana, di ujung bar dan menceritakan kisah-kisah perjalanannya yang menakjubkan. Dia bisa bicara selama berjam-jam. Banyak orang di kota ini yang merasa dekat dengan Alex. Kejadian yang menimpa dirinya cukup aneh.”

Westerberg, pria berotot, berbahu lebar dengan janggut hitam runcing yang selalu tampak rapi memiliki sebuah penggilingan gandum di Carthage dan sebuah lagi beberapa kilometer di luar kota, tetapi setiap musim panas dia dan sekelompok pekerja bayaran akan bergerak menyongson panen mulai dari Texas dan terus bekerja ke utara sampai perbatasan Kanada. Pada musim gugur 1990, dia mengakhiri musin panen di utara-tengah Montana, memotong gandum untuk Coors and AnheuserBusch. Suatu malam, tanggal 10 September, saat mengendarai mobil keluar dari Cut Bank setelah membeli beberapa suku cadang untuk alat pertanian yang rusak, dia menepikan mobilnya untuk memberikan tumpangan kepada pemuda yang mengaku bernama Alex McCandless.

McCandless bertubuh kecil dengan tubuh berotot khas seorang pekerja keliling. Ada sesuatu yang menarik di mata pemuda itu.Matanya gelap dan emosional, menunjukkan asal usulnya yang campuran- Yunani, atau mungkin Indian Chippewa – dan memancarkan kerapuhan sehingga Westerberg terdorong untuk melindungi pemuda ini. Dia tampan dan tampak sensitif, pasti membuat kaum wanita selalu ingin melindunginya, pikir Westerberg. Wajahnya berubah-ubah secara aneh: Semenit wajah itu tenang tanpa ekspresi, kemudian mendadak sebuah seringai lebar menghiasi wajahnya, memperlihatkan gigi-gigi yang besar. Pemuda menderita rabun dekat dan mengenakan kacamata berbingkai logam. Dia tampak lapar.

Sepuluh menit setelah McCandless naik, Westerberg berhenti di Kota Ethridge untuk mengantarkan paket kepada seorang teman. “Kami berdua ditawari bir,” kata Westerberg, “dan aku bertanya kepada Alex kapan terakhir kali dia makan. Alex menceritakan hal yang terjadi selama beberapa hari terakhir. Menurutnya, dia kehabisan uang.” Mendengar itu, istri teman Westerberg bersikeras membuatkan makan malam yang banyak untuk Alex, yang dia lahap hingga habis, dan kemudian dia tertidur di atas meja itu.

McCandless menatakan kepada Westerberg bahwa dia sedang menuju Sumber Air Panas Saco, 384 km ke timur Jalan Raya 02, sebuah tempat yang dia dengar dari beberapa “rubber tramp” (yaitu pengembara yang menggunakan kendaraan bermotor; untuk membedakan mereka dengan “leather tramp”, pengembara yang tidak memiliki kendraan bermotor dan terpaksa haurs mencari tumpangan atau berjalan kaki). Westerberg menjawab bahwa dia bisa membawa McCandless sampai kira-kira 16 km dari tempat ini karena di tempat itu dia harus berbelok ke arah utara menuju Sunvurst, tempat dia menyimpan sebuah trailer dekat ladang-ladang yang sedang dia panen. Ketika Westerberg menghentikan mobilnya di bahu jalan untuk menurunkan McCandless malam itu, waktu menunjukkan pukul sepuluh lewat tiga puluh menit dan hujan turun dengan derasnya. “Ya, Tuhan,” kata Westerberg kepadanya, “aku tidak suka meninggalkanmu di tempat ini dalam keadaan hujan lebat. Kamu punya kantong tidur – mengapa kamu tidak ikut saja ke Sunburst dan menginap semalam di dalam trailerku ?”

McCandless tinggal bersama Westerberg selama tiga hari, bermobil bersamanya setiap pagi sementara para pekerja mengoperasikan mesin pemotong di lautan gandum yang siap panel dan berwarna keemasan. Sebelum McCandless dan Westerberg berpisah, Westerberg meminta McCandless untuk mencarinya di Carthage jika dia membutuhkan pekerjaan.

“Hanya selang beberapa minggu, Alex sudah muncul kembali di Carthage itu,” kenang Westerberg. Dia memberinya pekerjaan di gudang gandum dan menyewakan kamar yang murah disalah satu dari dua rumah yang dia miliki.

“Aku sudah memberikan pekerjaan banyak pencari tumpangan selama beberapa tahun,” kata Westerberg. “Kebanyakan dari mereka bukan pekerja yang baik dan tidak benar-benar ingin bekerja. Lain halnya dengan Alex. Dia pekerja paling rajin yang pernah kukenal. Tidak peduali apapun pekerjaan itu, dia akan mengerjakannya: pekerjaan kasar, membuang butir-butir gandung yang busuk dan bangkai tikus dari dasar gudang – pekerjaan-pekerjaan yang membuat tubuhmu benar-benar kotor sehingga kamu tidak bisa lagimelihat bagaimana rupamu pada akhir hari kerja. Dan dia tidak pernah berhenti di tengah jalan. Jika mulai melakukan satu pekerjaan, dia akan menyelesaikannya. Itu seperti sebuah janji moral untuknya. Dia seorang pemuda yang bisa dikatakan sangat etis. Dia menetapkan standar yang sangat tinggi bagi dirinya sendiri.

“Anda bisa langsung melihat bahwa Alex sangat cerdas,” kenang Westerberg, meneguk habis minuman gelasnya yang ketiga. “Dia banyak membaca. Banyak menggunakan kata-kata yang hebat. Kupikir, Sebagian dari kesulitannya muncul karena dia terlalu banyak berpikir. Kadang-kadang, dia berusaha keras untuk memahami dunia, memikirkan mengapa manusia bersikap buruk pada yang lain. Berkali-kali aku mengatakan kepadanya untuk tidak terlalu banyak memikirkan hal seperti itu, tetapi Ales seperti tidak mampu melepaskannya. Dia selalu ingin tahu jawaban yang mutlak dan benar dari setiap masalah sebelum berpindah pada masalah yang lain.”

Suatu kali, Westerberg mengetahui dari selembar berkas formulir pajak bahwa nama McCandless yang sesungguhnya adalah Chris, bukan Alex. “Dia tidak pernah menjelaskan mengapa dia mengubah namanya,” kata Westerberg. “Dari kata-katanya, kamu bisa menduga sesuatu yang buruk telah terjadi antara dia dan keluarganya, tetapi aku tidak ingin mencampuri urusan orang lain. Jadi, aku tidak pernah bertanya tentang hal tersebut.”

Jika McCandless merasa terasing dari orangtua dan saudara-saudaranya, dia menemukan keluarga angkat dalam diri Westerberg dan para pekerjanya yang hamper semuanya tidal di rumah Westerbeg di Carthage. Hanya beberpa blok jauhnya dari pusat kota, rumah itu sangat sederhan, bangunan Zaman Victoria berlantai dua bergaya rumah Ratu Anne dengan sebuah pohon kapas yang sangat besar berdiri di halaman depan rumah. Empat atau lima penghuni rumah memasak untuk mereka semua secara bergantian, minum-minum bersama-sama, dan mengejar wanita bersama-sama, meskipun tanpa hasil.

McCandless dengan cepat menyukai Carthage. Dia menyukai kehidupan masyarakatnya yang seimbang, penduduk yang merakyat dan sederhana. Tempat itu bagaikan sebuah eddy, kumpulan air tenang di balik batu keram sungai-sungai berarus deras, dan kondisi itu sesuai bagi dirinya. Selama musim gugur itu, Chris menjalin ikatan jangka panjang dengan kota itu dan dengan Wayne Westerberg.

Westerberg yang berusia sekitar tiga puluh lima tahun dibawa ke Carthage oleh orang tua angkatnya saat dia masih kanak-kanak. Merupakan seorang pria renaisans (pria dengan minat intelektual yang luas dan ahli seni sekaligus ahli ilmu pengetahuin – penerj.) yang berjiwa terbuka, dia juga seorang petani, tukang las, pengusaha, ahli mesin, montir ulung, spekulator bahan-bahan pojok, pilot berijazah, pemrogram computer, pakar dalam menemukan dan memperbaiki kesusakan elektronik, montir video game. Namun, beberapa saat sebelum bertemu MCCandless, salah satu bakat itu membuat dia harus berurusan dengan hukum.

Esterberg terlibat dalam skenario yang buat dan menjual “kotak hitam” yang secara illegal bisa menyusup ke dalam saluran satelit-televisi sehingga oaring-orang bisa menonton program televisi kabel yang terkunci tanpa membayarnya. Phak FBI pencurigai tindak tanduknya, mulai melakukan penyelidikan, dan menangkap Westerberg. Dengan menyesal, dia mengaku bersalah melakukan satu pelanggaran dan pada tanggal 10 Oktober 1990, kira-kira dua minggu setelah McCandless tiba di Carthage, dia mulai menjalani empat bulan masa tahanannya di Penjara Sioux Falls. Karena Westerberg ditahan, tidak ada lagi pekerjan di penggilingan gandung untuk MCCandlesss sehingga 23 Oktober, pemuda itu meninggalkan kota, lebih cepat daripada yang seharusnya karena situasi yang berubah dan melanjutkan kehidupannya sebagai pengembara.